Thursday, October 7, 2010

BRIPTU NORMAN

AN ENTERTAINER OR POLICEMAN?
Fenomenal? Yes! Nasib baik? Enggak juga! Briptu Norman Kamaru jelas-jelas penuh usaha untuk mengolah/mengerjakan potensinya menjadi kompetensi. Jika dia tidak mengolah dengan sering menyanyi, suka tampil dalam acara-acara hiburan (skop kecil-kecilan) dan berani tampil bila didaulat dimana aja, termasuk youtube, walau dalihnya menghibur teman, maka hari ini seorang Norman tetaplah masih menjaga pos dengan potensi menghibur tanpa berkompetensi menghibur. Inilah yang membedakan cerita Briptu Norman jauh lebih fenomenal dan menjadi buah bibir dibanding Sinta/Jojo. Ini juga yang menjelaskan kenapa Norman jauh lebih "menjual" dibanding orang-orang yang "naik daun lewat youtube" lainnya. Ini tentang profesi dan talenta. Entertainer atau Polisi.
Bagi saya, dari perspektif potensi Norman jelaslah seorang entertainer sejati. Kalau saja dia menjadi polisi, itu hanyalah profesi. Dalam hukum potensi yang rumusnya E-E-F (Enjoy, Easy and Fruitfull) maka pastilah dia memilih entertainer walau komitmen dan dedikasinya sebagai polisi tak bisa diragukan lagi. Sebab itu pilihannya. Alam bawah sadar seorang entertainer sejatilah yang membawanya untuk suka menyanyi, menghibur orang lain (termasuk temannya yang susah itu) hingga upload video ke youtube. Dia memang seorang entertainer. Ceritanya jadi mirip dengan Tompi. Apakah dia seorang entertainer atau dokter? Jelas dia adalah seorang entertainer yang berprofesi dokter. Daftar ini akan sangat panjang bila dituliskan. Hukumnya E-E-F. Enjoy, Easy and Fruitfull. Norman pasti Enjoy nyanyi! pasti Easy buat dia untuk menyanyi. Dan dua minggu ini dia Fruitfull menyanyi!
Perenungannya adalah ini: Apakah talenta (baca: potensi) kita? Apakah kita mau pasrah dengan profesi yang sudah terlanjur kita pilih? Lantas apakah kita tidak berani melangkah untuk sesuatu yang kita yakini telah menjadi "panggilan" kita sejak kandungan ibunda? Kalo Norman pasti jawabannya "Tidak!" Tompi juga pasti menjawab "Tidak!". Mereka tetap mengabdi sesuai profesi yang telah dipilih. Tetapi mereka menjawab panggilan potensinya dengan terus mengusahakannya menjadi kompetensi. Bandingkan dengan kesaksian Iwan Gumiwang si "Dokter Jazz" di http://www.horizon-line.com/2001/01/iwang-gumiwang-dokter-jazz/ maka kita akan tercelik untuk memulai sesuatu yang kita punya, entahkah itu hobi, entahkah itu profesi atau sekedar pengisi waktu luang (seperti yang dilakukan Briptu Norman?) untuk mulai mengolahnya menjadi kompetensi. Yes! harus dimulai dengan Enjoy, Easy and (Finally) Fruitfull. (Twitter: @HEROLDKILAPONG)

No comments:

Post a Comment