Monday, October 14, 2013

TIMNAS U-19 2013
"Perekrutan blusukan" yang efektif!

Indra Syafri. Dialah orangnya! The man behind the gun. Tentu tanpa mengecilkan usaha seluruh orang hebat dalam tim kepelatihan Timnas U-19 disamping beliau. Kemenangan Timnas U-19 sebagai jawara AFF Cup 2013 sebenarnya hanya pemuncak dari rangkaian proses keberhasilan mulai perekrutan, kepelatihan dan pembinaan timnas hebat ini. Tulisan saya ini juga tidak bermaksud memanfaatkan euforia kemenangan timnas U-19 agar blog ini dibaca. Blog ini hanya bertujuan menggugah pemerhati sepak bola dibangsa ini untuk merenungkan kembali sistem perekrutan yang dipercaya tokoh-tokoh bola Indonesia harus dengan model-model tertentu (yang sesungguhnya rumit dan sarat konflik).

Karena spirit keluarga yang dibangun dimana Indra Syafri sebagai bapaknya, maka "new kids on the block" ini bermain kompak. Bermain dengan spirit brotherhood. Tidak ada yang egois. 


Indra Syafri cs agak berbeda. Mereka blusukan ke daerah-daerah! mengkombinasikan model pembinaan berjenjang dengan "hit and run" didaerah-daerah. Bahkan ada anak yang tidak kenal SSB pun ditembaknya. Warrior-warrior klub kampung yang "mendapat favor" untuk dipoles sedemikian rupa hingga menjadi cemerlang dan siap pakai. Orang baru yang benar-benar baru. Baru sepatunya, baru bajunya hingga baru cara pembinaan yang diterima, yaitu Coaching and "fathering" as well...
"Father"! Yes he is not just a coach. He is already become a "spiritual father" for them. Spiritual yang disuntikan Indra Syafri adalah militansi dan cinta Garuda. Mereka cinta merah putih! Dan pelatih hebat ini memiliki ritual memeluk "anak-anaknya". Dia benar-benar telah menjadi bapak bagi timnas U-19. Bukan hanya pelatih; Inipun merupakan nilai tambah. Maka tidaklah mengherankan bila pola pembinaannya, baik fisik maupun psikhis, terdapat treatment dan cara-cara yang dilakukan secara unusual. Saya menyebutnya "cara bapak" yang tidak harus selalu bisa dipahami oleh orang lain. But it is working!
Karena spirit keluarga yang dibangun dimana Indra Syafri sebagai bapaknya, maka "new kids on the block" ini bermain kompak. Bermain dengan spirit brotherhood. Tidak ada yang egois. Mereka benar-benar bermain dengan dewasa. Seperti bukan layaknya tim junior yang darah mudanya kita selalu toleransikan.
Sebaiknya kita mulai berpikir untuk tidak memisahkan "hubungan kekeluargaan" yang telah terjadi di tim hebat ini. Saya menganjurkan agar PSSI mempercayakan Coach Indra untuk membesarkan anak-anaknya hingga mereka menjadi timnas senior. Karena apa yang telah terjadi di timnas U-19 ini tidak sesederhana sebuah tim sepak bola. Mereka adalah sebuah keluarga yang sudah saling mengerti mau dan tidak maunya. Jangan diganggu lagi. Saya mengajak kita mengawasi bersama! Biarkan keluarga besar timnas U-19 menjadi besar dan membesarkan bangsa ini. Jangan ragukan kecintaan mereka kepada merah putih. Jangan nodai kecintaan itu dengan hal-hal yang tidak perlu! Spirit itu sudah nampak dari passion mereka bertanding. Tinggal terus dijaga, dipoles dan dibesarkan.
Udah deh! selamat guys! bagaimanapun kalian telah memberikan kebanggaan bagi bangsa ini. Sebuah tropy. Suatu kehormatan yang sudah lama tidak bisa dipersembahkan sebuah skuad timnas sepak bola Merah Putih!

Friday, August 19, 2011

Saya perlu belajar!

Sebuah quotes terkenal mengatakan, if you stop learning, you stop growing!
Jika kita berhenti belajar, maka kita berhenti bertumbuh. Jadi benarlah bila dikatakan long life education, pendidikan seumur hidup. Pastinya, belajar membuat seseorang bertumbuh. Memiliki wawasan dan bijaksana. Pelajaran bisa formal, bisa juga informal. Seorang anak muda yang ugal-ugalan mengendarai motor, kebanyakan lebih hati-hati setelah mengalami kecelakaan akibat ugal-ugalan motor di jalan. Ini kita sebut pelajaran non formal. Contohnya masih banyak lagi...
Pelajaran formal bisa didapat lewat lembaga-lembaga formal. Sekolah, kursus, training/workshop dll. Pelajaran formal kebanyakan bersifat teoritis. Namun demikian, banyak materi teoritis justru tercipta dari praktikum atau pengalaman seseorang yang kemudian diformulasikan menjadi pelajaran yang bersifat sistematis supaya mudah diajarkan kepada orang lain. Nah, pelajaran yang sistematis ini kita sebut teori. Jadi kita tidak perlu membuat judgement tentang mana yang lebih baik antara Teori dan Praktek. Kedua-duanya ibarat dua sisi mata uang. Baru berguna jika digunakan kedua-duanya.

KENAPA PROFESIONAL PERLU BELAJAR?
Kalau mau jujur, mentalitas mediokritas telah menjadi musuh bagi kebanyakan orang untuk maju. Dalam konteks ini mentalitas mediokritas adalah mentalitas "cepat puas". Tidak mau tantangan baru. Lebih suka di Zona nyaman/comfort zone dari pada mencoba hal-hal baru namun penuh resiko. Termasuk resiko gagal. Mediokritas sudah menjadi "penyakit serius". Sifatnya "silent deseas". Sulit dideteksi, tiba-tiba kita sadar bahwa kita tidak mengalami kemajuan sama sekali. Penyakit mediokritas akan semakin berbahaya menggerogoti seseorang apabila "penyakit medioker" ini menyerang kaum profesional. Karena kebanyakan profesional berpikir bahwa mereka profesional. Jadi tidak ada lagi yang perlu dipelajari, "Saya profesional di bidang anu!" Itulah sebabnya training HRD dan pelatihan-pelatihan pengembangan sumber daya manusia sempat menjadi barang yang tidak laku dijual. Setidaknya pada masa awal milenium baru...
Kabar gembiranya, paling tidak kurun waktu 10-15 tahun terakhir ini pelatihan-pelatihan HRD, pengembangan sumber daya manusia, workshop leadership dan marketing mengalami masa-masa ke-emasan. Orang-orang mulai mengerti pentingnya belajar, berlatih, belajar, berlatih, dan, belajar dan berlatih...Kenapa profesional perlu belajar? karena tuntuntan jaman mendesaknya harus belajar. Perubahan terjadi begitu cepat. Akses informasi dan kecanggihan teknologi ber-evolusi semakin kencang. Barang baru hari ini bisa menjadi kuno besok pagi! Dimana-mana kata "Perubahan" telah menjadi momok bagi orang-orang yang memiliki DNA ingin maju.
Rasanya semua efektifitas, produktifitas hingga efisiensi harus dimulai dari belajar, berlatih, belajar, berlatih, dan belajar dan berlatih.... Mau tidak mau, kita harus belajar dan berlatih. Mengejar segala kesempatan untuk menjadi lebih dan terbaik. Dan kesempatan harus dimulai dengan mengejar kesempatan belajar dari training-training orang-orang hebat dan produktif. (Herold Kilapong)

Tuesday, July 26, 2011