TIMNAS U-19 2013
"Perekrutan blusukan" yang efektif!
Indra Syafri. Dialah orangnya! The man behind the gun. Tentu tanpa mengecilkan usaha seluruh orang hebat dalam tim kepelatihan Timnas U-19 disamping beliau. Kemenangan Timnas U-19 sebagai jawara AFF Cup 2013 sebenarnya hanya pemuncak dari rangkaian proses keberhasilan mulai perekrutan, kepelatihan dan pembinaan timnas hebat ini. Tulisan saya ini juga tidak bermaksud memanfaatkan euforia kemenangan timnas U-19 agar blog ini dibaca. Blog ini hanya bertujuan menggugah pemerhati sepak bola dibangsa ini untuk merenungkan kembali sistem perekrutan yang dipercaya tokoh-tokoh bola Indonesia harus dengan model-model tertentu (yang sesungguhnya rumit dan sarat konflik).
Karena spirit keluarga yang dibangun dimana Indra Syafri sebagai bapaknya, maka "new kids on the block" ini bermain kompak. Bermain dengan spirit brotherhood. Tidak ada yang egois.
Indra Syafri cs agak berbeda. Mereka blusukan ke daerah-daerah! mengkombinasikan model pembinaan berjenjang dengan "hit and run" didaerah-daerah. Bahkan ada anak yang tidak kenal SSB pun ditembaknya. Warrior-warrior klub kampung yang "mendapat favor" untuk dipoles sedemikian rupa hingga menjadi cemerlang dan siap pakai. Orang baru yang benar-benar baru. Baru sepatunya, baru bajunya hingga baru cara pembinaan yang diterima, yaitu Coaching and "fathering" as well...
"Father"! Yes he is not just a coach. He is already become a "spiritual father" for them. Spiritual yang disuntikan Indra Syafri adalah militansi dan cinta Garuda. Mereka cinta merah putih! Dan pelatih hebat ini memiliki ritual memeluk "anak-anaknya". Dia benar-benar telah menjadi bapak bagi timnas U-19. Bukan hanya pelatih; Inipun merupakan nilai tambah. Maka tidaklah mengherankan bila pola pembinaannya, baik fisik maupun psikhis, terdapat treatment dan cara-cara yang dilakukan secara unusual. Saya menyebutnya "cara bapak" yang tidak harus selalu bisa dipahami oleh orang lain. But it is working!
Karena spirit keluarga yang dibangun dimana Indra Syafri sebagai bapaknya, maka "new kids on the block" ini bermain kompak. Bermain dengan spirit brotherhood. Tidak ada yang egois. Mereka benar-benar bermain dengan dewasa. Seperti bukan layaknya tim junior yang darah mudanya kita selalu toleransikan.
Sebaiknya kita mulai berpikir untuk tidak memisahkan "hubungan kekeluargaan" yang telah terjadi di tim hebat ini. Saya menganjurkan agar PSSI mempercayakan Coach Indra untuk membesarkan anak-anaknya hingga mereka menjadi timnas senior. Karena apa yang telah terjadi di timnas U-19 ini tidak sesederhana sebuah tim sepak bola. Mereka adalah sebuah keluarga yang sudah saling mengerti mau dan tidak maunya. Jangan diganggu lagi. Saya mengajak kita mengawasi bersama! Biarkan keluarga besar timnas U-19 menjadi besar dan membesarkan bangsa ini. Jangan ragukan kecintaan mereka kepada merah putih. Jangan nodai kecintaan itu dengan hal-hal yang tidak perlu! Spirit itu sudah nampak dari passion mereka bertanding. Tinggal terus dijaga, dipoles dan dibesarkan.
Udah deh! selamat guys! bagaimanapun kalian telah memberikan kebanggaan bagi bangsa ini. Sebuah tropy. Suatu kehormatan yang sudah lama tidak bisa dipersembahkan sebuah skuad timnas sepak bola Merah Putih!
"Perekrutan blusukan" yang efektif!
Indra Syafri. Dialah orangnya! The man behind the gun. Tentu tanpa mengecilkan usaha seluruh orang hebat dalam tim kepelatihan Timnas U-19 disamping beliau. Kemenangan Timnas U-19 sebagai jawara AFF Cup 2013 sebenarnya hanya pemuncak dari rangkaian proses keberhasilan mulai perekrutan, kepelatihan dan pembinaan timnas hebat ini. Tulisan saya ini juga tidak bermaksud memanfaatkan euforia kemenangan timnas U-19 agar blog ini dibaca. Blog ini hanya bertujuan menggugah pemerhati sepak bola dibangsa ini untuk merenungkan kembali sistem perekrutan yang dipercaya tokoh-tokoh bola Indonesia harus dengan model-model tertentu (yang sesungguhnya rumit dan sarat konflik).
Indra Syafri cs agak berbeda. Mereka blusukan ke daerah-daerah! mengkombinasikan model pembinaan berjenjang dengan "hit and run" didaerah-daerah. Bahkan ada anak yang tidak kenal SSB pun ditembaknya. Warrior-warrior klub kampung yang "mendapat favor" untuk dipoles sedemikian rupa hingga menjadi cemerlang dan siap pakai. Orang baru yang benar-benar baru. Baru sepatunya, baru bajunya hingga baru cara pembinaan yang diterima, yaitu Coaching and "fathering" as well...
"Father"! Yes he is not just a coach. He is already become a "spiritual father" for them. Spiritual yang disuntikan Indra Syafri adalah militansi dan cinta Garuda. Mereka cinta merah putih! Dan pelatih hebat ini memiliki ritual memeluk "anak-anaknya". Dia benar-benar telah menjadi bapak bagi timnas U-19. Bukan hanya pelatih; Inipun merupakan nilai tambah. Maka tidaklah mengherankan bila pola pembinaannya, baik fisik maupun psikhis, terdapat treatment dan cara-cara yang dilakukan secara unusual. Saya menyebutnya "cara bapak" yang tidak harus selalu bisa dipahami oleh orang lain. But it is working!
Karena spirit keluarga yang dibangun dimana Indra Syafri sebagai bapaknya, maka "new kids on the block" ini bermain kompak. Bermain dengan spirit brotherhood. Tidak ada yang egois. Mereka benar-benar bermain dengan dewasa. Seperti bukan layaknya tim junior yang darah mudanya kita selalu toleransikan.
Sebaiknya kita mulai berpikir untuk tidak memisahkan "hubungan kekeluargaan" yang telah terjadi di tim hebat ini. Saya menganjurkan agar PSSI mempercayakan Coach Indra untuk membesarkan anak-anaknya hingga mereka menjadi timnas senior. Karena apa yang telah terjadi di timnas U-19 ini tidak sesederhana sebuah tim sepak bola. Mereka adalah sebuah keluarga yang sudah saling mengerti mau dan tidak maunya. Jangan diganggu lagi. Saya mengajak kita mengawasi bersama! Biarkan keluarga besar timnas U-19 menjadi besar dan membesarkan bangsa ini. Jangan ragukan kecintaan mereka kepada merah putih. Jangan nodai kecintaan itu dengan hal-hal yang tidak perlu! Spirit itu sudah nampak dari passion mereka bertanding. Tinggal terus dijaga, dipoles dan dibesarkan.
Udah deh! selamat guys! bagaimanapun kalian telah memberikan kebanggaan bagi bangsa ini. Sebuah tropy. Suatu kehormatan yang sudah lama tidak bisa dipersembahkan sebuah skuad timnas sepak bola Merah Putih!